Total Pageviews

Wednesday, October 16, 2013

Malaikat Hitam


Subuh itu semua tidak sama lagi. Aku masih termenung dengan apa yang aku lihat. Tatapannya tajam. Matanya merah bagaikan orang yang benar-benar marah. Aku takut melihat itu semua. Tapi dia orang yang sangat aku cintai. Aku tidak akan mungkin membiarkannya sendiri.  Selama hampir 3 tahun aku dan dia merenda kasih. Bahkan dia menjadi satu-satunya orang yang tidak pernah membuat aku minder dengan keadaanku. Dialah orang yang selalu mau menerima kondisiku. Dia tidak pernah malu untuk mengakuiku sebagai kekasihnya. Bahkan, tidak pernah malu mengenalkan aku dengan teman-temannya. Sekarang, dia berubah. Dia bukan lagi Aldrian yang aku kenal 3 tahun lalu. Bukan lagi Aldrian yang menjadikan aku permaisuri. Tetapi, aku tetap mencintainya.
Langit masih gelap, dan hujan yang turun tadi malam masih senantiasa setia turun dengan derasnya. Sepertinya awan hitam enggan beranjak dari gelap malam itu. bahkan petir dan kilat yang menyambar masih terus bergemuruh mengawali hari itu.
“selamat ulang tahun Aldrian” kataku sambil mendekap fotonya.
Ku tepis semua bayangan-bayangan wajahnya tatkala dia menyakitiku. Ingin kugantikan dengan bayangan-bayangan dari kenangan yang sempat aku urai bersamanya. Hari ini tepat Aldrian berulang tahun yang ke 22 tahun. 3 tahun lalu aku mengenalnya, dengan dia yang masih mencintaiku melalui hatinya yang rapuh.
“aku cinta kamu casandra, dan kamu?” menatapku dengan penuh cinta
“aku jauh lebih mencintaimu… “
Kebiasaannya yang selalu tertidur dipundakku, atau sekedar mencium aroma tubuhku dibagian leherku, sehingga aku kadang merasa geli. Jika sudah seperti itu, tangannya pun selalu ikut berkontraksi untuk sekedar menggelitik perutku, hingga aku tertawa terpingkal-pingkal. Dia sama sekali tidak pernah menyakitiku. Dia selalu menjagaku. Dia seorang lelaki yang mau menjadi kekasihku disaat orang-orang banyak mencibirku, dikarenakan aku hanya seorang wanita yang berasal dari panti asuhan. Aku hanya seorang pekerja di salah satu rumah singgah. Dari donatur-donatur yang berbaik hati aku bisa berpenghasilan dan hidup. Dialah orang yang tidak pernah memandang cinta dari status sosialnya. Untuk apa aku mencintai wanita kaya, jika aku sudah kaya. Untuk apa aku mencintai wanita cantik, jika dihadapanku, aku sudah terlalu jatuh hati pada wanita cantik sepertimu. Katamu kepadaku jika aku sesekali menanyakan kenapa kau bisa begitu mencintaiku. Senyummu masih terasa, masih sulit aku lupakan.
Mataku sudah semakin sayu, hanya karena aku tidak pernah bisa tidur tenang selama beberapa waktu belakangan ini. Itu semua karena aku terlalu mencintai lelaki sepertimu Aldrian. Sungguh, ingin sekali rasanya kubuang perasaan ini dan kulimpahkan kepadanya.
#
Rumah sakit jiwa menjadi saksi aku dan kamu dipertemukan. Rumah sakit jiwa menjadi saksi dimana aku salah telah mencintaimu. Rumah sakit jiwa menjadi saksi dimana aku menjadi wanita paling bodoh kenapa bisa jatuh cinta kepadamu.
“Aldrian..” kau mengulurkan tangan
“casandra..” membalas uluran tanganmu
Kau memberiku senyum yang paling indah Al, begitu panggilan sayangku untukmu. Tapi, kenapa sekarang kau merubah senyum itu menjadi takut untukku. Kau seakan menjadi srigala yang siap menerkam orang-orang yang berada dihadapanmu.
kondisimu yang semakin menakutiku jika kau sudah menggigil dan membutuhkan itu. aku tidak kuasa untuk sekedar memelukmu. jika aku sudah memelukmu, kau hanya berontak. kau marah, kau berteriak-teriak sambil terus berucap kau butuh barang itu. dan aku, hanya menjadi saksi betapa aku kalah dengan beberapa pasienku. namun, pasien khususku malah seorang pria yang sangat aku cintai sepertimu.
mataku masih kosong, saat aku duduk di meja jaga. pekerjaanku sebagai perawat dipanti rehabilitasi.mataku menerawang lurus kedepan, masih mencoba mengingat semua hal yang sangat indah untukmu. Aku ingat betul 3 tahun lalu, kau yang baru mengenalku, langsung mau menceritakan semuanya. Menceritakan semua tentang dirimu. Tidak habis rasanya kejadian itu selalu kuingat.
“mau ngapain kesini?” tanyamu
“melakukan penelitian” jawabku singkat
“oh.. “ katamu sambil memutar-mutarkan kunci mobil
“kamu?”
Panjang lebar kau menceritakan tentang apa yang sedang kau lakukan sore hari itu. kau menangis, aneh. Tidak segan kau menangis dihadapan wanita yang baru kau kenal. Padahal, kau lelaki. Kau harusnya bisa kuat dan lebih kuat dari aku. Tapi, mendengar ceritamu, wajar kau menangis, sangat wajar.
#
“ampun pa. mama yang salah, mama yang salah”
Lelaki itu tidak berhenti memukuli wanita malang itu. dia semakin menjadi-jadi memukulinya. Ntah karena dipengaruhi alkohol, atau memang sudah tidak ada cinta lagi dari dia untuk wanita malang itu. disaat sang lelaki sedang memukuli dengan kasar wanita itu, seorang anak lelaki langsung memukul ayahnya.
“brengsek !! apa yang sedang kau lakukan kepada ibuku hah !!”
“kau, anak sepertimu, minggir kau !!”
“tidak akan kubiarkan kau menyakitinya, pergi !! jangan ganggu kami !! kami bisa hidup tanpa harta dan uang harammu. Pergi kau dengan wanita brengsek yang sama brengseknya denganmu!!” bentakannya semakin keras
“cuihh… kau bisa hidup tanpa uangku. Silahkan coba, jangan berani-berani lagi kau memakai semua barang-barangku.dan dia, bawa saja dia, dia sudah tidak berguna lagi untukku!” sambil menendang-nendang wanita itu yang sedari tadi sudah terluka parah karena pukulan-pukulannya
“anjing… jangan perlakukan ibuku seperti itu.” anak lelaki itu tanpa sadar mengambil sebuah guci hias dan di pecahkannya ke kepala lelaki tua itu. masih tidak terima dia mengambil pecahannya yang paling runcing dan menancapkannya di perut lelaki tua yang sudah memukuli ibunya itu.
Darah… darah ada dimana-mana, darah menjadi saksi betapa malam itu sangat suram. pembantu rumah tangga mereka pun hanya bisa terdiam dari kejauhan melihat semua kejadian itu.  Seorang anak lelaki yang baru berusia 15 tahun, bisa membunuh ayahnya sendiri. Malam itu menjadi malam yang sangat suram, menjadi malam yang sangat kelam untuknya. Meski pihak polisi sudah menyusuri dan menyelediki kejadian itu, dan menetapkan aldrian sebagai tersangka, tetapi pembantu Aldrian yang menjadi salah satu saksi kejadian tersebut mengakui bahwa aldrian dan mamanya adalah korban dari kekejian ayahnya. Lagipula, usia Aldrian yang masih 15 tahun, tidak mengharuskannya dipenjara.

#
Sejak kejadian itu, aldrian dan mamanya pindah ke bogor. Disana dia dan mamanya menghuni rumah baru. Namun, mamanya mulai bertingkah aneh. Mengurung diri dikamar, selalu menangis histeris, selalu tertawa-tawa sendiri. Aldrian semakin bingung. Saat dokter datang ntuk memeriksa mamanya, dokter langsung menyarakankan agar Aldrian membawanya ke psikiater, untuk memeriksa mental dan psikis mamanya. setelah Aldrian membawa mamanya ke psikiater, akhirnya sang psikolog tersebut mengharuskan Aldrian membawa mamanya keruamh sakit jiwa.
“ma…. Ini Cassandra. Dia pacar aku. Dia wanita yang sangat aku cintai, dia wanita yang sangat aku sayang. Maa.. mama dengar aku kan?” Aldrian senantiasa menggoyang-goyangkan tubuh mamanya sambil terus memperkenalkanku. sementara mamanya hanya sibuk menekuk tubuhnya. Menggigit-gigit bajunya. Rambutnya acak-acakkan. Dia tidak mengenali Aldrian, anaknya. Sungguh, itu merupakan keadaan yang miris untuk kusaksikan.
Aku melihat dia menangis. tidak tega rasanya, Aku langsung mengelus-elus pundaknya. Dia menangis di pelukanku, dia seperti ingin mangadu soal apa yang dia rasakan. Kemudian dengan terbata-bata dia berkata..
“mama sudah gila hampir 4 tahun ini. Mama gila karena lelaki bajingan itu.” dia berkata sambil menekan kata-katanya, ada benci dan dendam yang sangat jelas dari penjelasannya.
Aku memahami, lelaki yang sangat aku cintai itu begitu menyayangi mamanya, aku sangat mengerti, lelaki yang aku cintai itu begitu tertekan, sejak kecil hingga dia sudah dewasa. apalagi setelah aku mendengar tentang kekejian ayahnya sendiri yang tega selingkuh di hadapan mamanya dan setiap malam memukuli mamanya dengan sesuka hatinya.
#
“Aldrian…” aku kaget begitu membuka pintu kamarnya
Aldrian sedang menghisap salah satu cairan yang ada didalam botol, ada gelembung-gelembung aneh yang ada didalam botol tersebut. ada sebungkus bubuk yang mirip dengan garam kasar, dan itu benda yang sedang dia hisap itu, benda apa itu. benarkah yang aku lihat, sabu beserta alat penghisapnya.
Aku langsung berlari keluar, dia mencoba mengejarku. Dia lelaki jahat yang pernah aku temui. Dia lelaki jahat karena sudah membuat aku seperti orang gila karena terlalu mencintainya. Aku mencintai dia tanpa batas dan celah, karena aku tahu dia begitu mencintaku dengan bukan apa yang aku punya. tetapi, kali ini, aku seperti dibohongi oleh seorang malaikat berwajah tampan. Dia, lelaki yang sudah menjelma menjadi abu-abu dalam setiap hitam putih kehidupannya. Dia, lelakiku………. 

No comments:

Post a Comment