Total Pageviews

Monday, October 21, 2013

LELAKIKU


Malam itu menjadi saksi betapa aku bisu. Betapa aku tidak bisa berkata-kata lagi. Dia sibuk dengan semua pengakuannya, sementara aku sibuk menyeka setiap airmata yang mengalis di sela-sela kepalaku yang tertunduk. Aku tidak tahu kenapa aku bisa begitu ceroboh menikmati setiap permainannya. Ntahlah, mungkin semua sudah terlambat sekarang. Dia menjadi satu-satunya orang yang aku cintai. Malam seakan semakin syahdu, sementara aku dan dia hanya bisa beradu detik jam yang setiap kali memperdengarkan suara detiknya yang berpindah.
“maafkan aku airin” kata pria itu tersedu
Kenapa dia menangis, kenapa bukan aku yang menangis. Kenapa justru dia yang menunjukkan kelemahannya. Tidak, itu airmata buaya bukan. Kau tidak akan mungkin menangis, sementara ini semua salahmu. Kau yang memulai hubungan ini dengan kebohongan.
#
“kenapa kau bisa jatuh cinta dengan andi, airin?” Tanya perempuan itu
“aku tidak tahu mbak, dia teman kerjaku. Aku juga baru mengenal dia semenjak begabung di perusahaan advertising yang sama” kataku
“tidakkah kau tahu aku dan dia pernah memiliki hubungan yang sangat special?”
“tidak mbak. Sama sekali aku tidak pernah tahu. Bahkan aku sama sekali tidak pernah menanyakan masa lalunya, padahal kami sudah berpacaran hampir 2 tahun ini mbak”
“kenapa kau tidak pernah menanyakannya?”
“aku rasa, aku tidak punya hak untuk menanyakan apa yang sudah menjadi masa lalunya. Tidak etis rasanya jika aku terlalu ingin tahu mengenai itu. jika dia memang benar-benar menganggapku ada, pasti dia akan menceritakannya sendiri.”
“lalu… sudahkah dia menceritakan masa lalunya. Kalau belum, berarti kau belum di anggap ada olehnya, bukan?”
Tangisanku semakin menjadi-jadi. Aku semakin tak terkendali. Hatiku rasanya sudah tidak bisa diatur untuk mencoba berpikir positif. Perempuan ini merupakan salah satu rekan kerjaku. Dan dia… aahh.. masih belum bisa aku mengingat semua perkataannya. Kenapa harus seorang Andi yang sangat aku cintai.
Bukankah cinta harus bermula dari kejujuran, atau bermula dari kita yang sama-sama tahu tentang kita. Mustahil jika selama ini seorang Andi, pacarku bisa membohongiku. Tidak, dia tidak pernah membohongiku, dia hanya belum menceritakannya. Sampai akhirnya, mbak ambar menceritakan hal itu. mungkin Andi takut. Mungkin dia tidak kuasa. Atau mungkin dia tidak tahu jika mbak ambar adalah salah satu rekan kerjaku. Dia kaya, dia memiliki beberapa perusahaan. Jangan-jangan mbak ambar hanya mencoba memperdaya pikiranku. Hingga aku bisa putus dari andi.
Semua pikiran-pikiran aneh bergelayut bebas di pikiranku. Aku mencoba untuk menepis semua pikiran negative. Tapi rasanya, itu saja tidak cukup. Disaat aku sedang bergulat dengan tangis dan isakan suaraku di depan mbak ambar, andi berusaha menelponku berkali-kali.
“angkatlah, siapa tahu itu penting.” Mbak ambar tersenyum
Apa maksudnya. Kenapa dia bisa tersenyum semanis itu dihadapan wanita yang terlihat bodoh ini Tuhan. Kenapa dia tidak bisa sedikit saja merasakan rasanya jadi aku. Dia jahat atau memang dia tipe wanita yang seperti itu. dan, kenapa dia menyuruhku mengangkat telpon andi, tidakkah dia takut, ketika aku mengangkatnya aku menyuruh andi untuk datang ditempat dimana kami bertemu.
Aku langsung mengirimi pesan ke andi. Aku menyuruhnya untuk menungguku dirumah, malam nanti. Aku harus bicara dengannya. Aku harus tahu, apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa semua ini harus terjadi, disaat pesta pertunangan akan segera dilaksanakan. Tuhan adil bukan. Disaat satu kelopak bunga mawar berguguran, seperti itulah yang sedang aku rasakan.
#
Langit sore itu sedang memunculkan senja yang sedang aku tunggu-tunggu. Warna orangenya seakan bisa mendamaikan hatiku yang masih kaku. Walaupun tersenyum getir, tapi aku mencoba untuk tersenyum menyapa senja. Padahal, nanti malam adalah dimana aku dan andi harus benar-benar mengalami keputusan sulit. Aku berharap senja tidak akan pernah kembali ke peraduannya, namun, malam lebih menginginkannya.
Andi datang dengan sepeda motornya. Dia masih rapi, mungkin dia baru pulang kerja. Ya, dia memang bekerja ditempat yang sama denganku, tapi beda posisi denganku. Hari ini andi mendapat lembur.
“kenapa sayang..? ada yang mau diomongin ya? kenapa tadi waktu istirahat makan siang kamu tidak ada dikantor?”
“aku makan siang diluar, sama temen. Ini tehnya. Maafin aku ya ngerepotin kamu. “
“santai aja, kenapa. Mau bahas soal pertunangan kita ya?”
Seluruh tubuhku seakan kaku, tidak bisa lagi untuk menatap wajahnya. Lelaki ini, kenapa dia seperti malaikat, sedang sebenarnya dia iblis. Kenapa harus dia yang aku cintai. Aku bingung Tuhan. Apa yang harus aku lakukan. Pikiranku melayang-layang. Tangisan tidak bisa terbendung lagi. Perempuan itu kenapa dia hadir disaat aku dan andi sedang menikmat secuil kebahagiaan yang akan kami bangun.
Perempuan macam apa dia yang tega melukai hati saudaranya hingga hancur berkeping-keping seperti ini. Apa yang dia mau dariku. Atau apa yang dia irikan dariku.
“siapa ambar? Kamu kenal dengan ambar, ndi? Diapa dia? Bisakah kau menceritakannya?”
Andi terdiam. Dia sedikit melonggarkan dasinya yang begitu ketat. Sedikit menelan ludah. Sedikit salah tingkah ketika aku menyebutkan nama ambar. Dia mengambil the yang sudah aku buat. Wajahnya pucat. Lelakiku keringat dingin. Lelakiku sedang berduka, benarkah. Atau dia benar-benar tidak paham dengan pertanyaanku.
#
Rekan kerjaku ntah kenapa tiba-tiba mengajakku makan siang diluar. Membahas masalah pekerjaan. Baru wanita ini, yang membahas masalah pekerjaan, hingga mengajakku keluar kantor.
“maaf aku mengajak kamu makan ini tiba-tiba airin.”
“tidak apa-apa mbak, tumben.”
“ku dengar kau akan menikah ya, dan sekarang sedang menyiapkan pertunangan dengan pacarmu? Kenapa tidak pernah mengenalkannya kepada mbak?”
“aku.. haha.. sebenarnya bukan tidak mau. Aku ingin memperkenalkan dia disaat hari pertunaganku mbak.”
“siapa lelaki yang beruntung itu airin?”
“namanya andi, dia teman kerjaku mbak. Anaknya baik.”
“kamu mencintainya?”
Aku mulai mengernyitkan keningku. Ku tatap wanita itu penuh dengan rasa curiga. Kenapa dia mempertanyakan hati seorang wanita yang sudah menyiapkan pertunangan, sudah barang tentu wanita itu mencintai lelakinya.
“airin. Aku kenal andi. Dia adalah salah satu pegawai ku dikantor, 4 tahun yang lalu. Dan kau perlu tahu airin, kau terlalu baik dan terlalu cantik untuk pria brengsek seperti dia” mbak ambar menjelaskan dengan terbata-bata
Kenapa wanita ini menghina lelakiku. Kenapa dia bisa seperti begitu menganal lelakiku. Kenapa? Aku masih diam. aku ingin tahu lebih banyak lagi, aku ingin berkomentar, tapi lidahku seakan keluh. Jantungku mulai tidak dapat diajak berkompromi. Detaknya semakin tidak beraturan.
“andi dan aku pernah menjalani hubungan yang special. Bahkan kami sudah pernah tidur airin. Dan aku, aku pernah mengandung anaknya. Anak itu ada di salah satu panti asuhan. Aku menitipkannya disana karena aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Kau ingat, 3 tahun yang lalu, aku memutuskan untuk pindah keluar negeri, itu dikarenakan aku sedang mengandung anakku. Itu hasil perbuatan andi. Dan kau tahu, dia jahat. Setelah dia tahu aku hamil, dia pergi meninggalkanku. Dia hanya mau hartaku airin. Aku tahu, kau wanita yang cantik dan juga baik, maka dari itu aku ingin kau mendapatkan seorang lelaki yang baik pula.”
Wanita 35 tahun itu berceloteh panjang lebar mengani lelakiku. Mengenai andi yang menjadi seorang pangeran dihatiku. Tidakkah ini kenyataan yang begitu pahit yang harus aku terima. Kenapa dia bisa begitu jahat. Dan kenapa andi tidak pernah menceritakan ini kepadaku.
Aku hanya diam. aku tahu, diam tidak bisa menyelesaikan masalah apa-apa. Kenapa dia bisa begitu terlalu menyakiti dan menohok hatiku dengan begitu juga mudahnya. Tangisanku pun akhirnya pecah. Siang itu, seakan nasipun sudah tidak bisa aku telan. Makanan yang aku pesan terbuang sia-sia.
#
Andi menjelaskan panjang lebar, dia tidak berbohong. Sama sekali tidak. Dia menceritakan dengan sangat detail. Sama seperti yang diceritakan wanita itu. tidak ada kebohongan. Kenapa dia bisa begitu terbuka kepadaku. Andai saja aku menanyakan hal ini dari dulu, mungkin tidak akan sesakit ini.
“maafkan aku airin” andi tertunduk
“lalu, kau mau aku melakukan apa ndi?” tanyaku pelan
Andi seakan mendapat tamparan keras dari pernyataanku. Dia menolehkan wajahnya, dia mengambil tanganku, dipegangnya erat.
“lakukanlah apa yang harus kau lakukan.  Lakukanlah apa yang hatimu kehendaki. Aku tahu kau lebihdewasa dari pemikiranku airin. Kau wanita yang selalu bisa membuat aku menjadi satu-satunya pria paling beruntung dalam hidupku.”
Aku terdiam, aku memeluk erat tubuhnya. Aku menangis di pelukannya. Dan dia, menangis di bahuku. Dia seakan benar-benar menyesal tidak pernah menceritakan masalah ini. Dia seakan-akan benar-benar membutuhkan bahuku.
#
Hari itu menjadi hari dimana aku dan andi memutuskan untuk tetap melaksanakan pertunanganku. Aku yakin, masa lalunya hanya menjadi sebuah polemic pengalaman yang mengajarkan kedewasaannya. Karena selama ini, dia lelakiku tidak pernah membuat aku kecewa. Bahkan secuil dan setetes tangis. Lelakiku menjadi penyebab bahagia dan tangis yang timbul. Dan wanita itu, dia hanya sebagai penguji dan menjadi pembelajaran untukku. Karena cinta yang aku maknai sangat sederhana. Cinta tidak pernah memandang siapa dia dahulu, tapi siapa dia yang mau melangkahkan kakinya ke depan bersamaku. 

No comments:

Post a Comment