Total Pageviews

Tuesday, November 26, 2013

Tulisan Diandra..

Pagi itu, mendung untuk sekian kalinya mengerti bahwa aku tidak ingin beranjak dari tempat tidur ini. Aku baru menyelesaikan tulisanku hingga pagi menyapa pukul 05.00 pagi tadi. Dan sekarang, suara kokoan ayam dari jam beker kesayanganku telah menggemakan suaranya tepat diatas kepalaku. Bising… aku langsung mematikannya dan mulai mengucek-ngucek mataku.
#
“jadi gitu die.. aku sayang dia. Tapi dia bahkan gak pernah perduli. Aku bingung. Dia bilang sayang sama aku, tapi dia gak pernah bilang kita pacaran. Bingung kan?” cerita seorang gadis berusia 20 tahun itu.
Sosoknya yang manja seakan memancarkan kekhawatiran berlebih terhadap hubungannya dengan seorang lelaki yang sudah 5 tahun dikenalnya. Ada tangis di pelupuk matanya, saat dia benar-benar menceritakan tentang kisahnya bersama lelaki itu.
“kamu udah bilang sayang sama dia? Atau sitilahnya gini deh, kamu udah pernah nanya gak, perasaan dia ke kamu , atau dia sengaja mungkin ngegantung hubungan kalian supaya kamu lebih penasaran dan dia bisa tahu perasaan kamu yang sebenarnya. Al,, kamu sama dia udah sama-sama dewasa. Udah gak cocok lagi untuk ambek-ambekkan kayak gini.”
“ya masalahnya die.. dia selalu jadiin aku tempat pelampiasan nafsunya aja. Dia gak pernah mikirin atau nanya perasaan aku gimana dia perlakuin kayak gitu”
Aku mulai bingung, nafsu.. benarkah. Tetapi, kenapa dia tidak memperlihatkan malunya kepadaku disaat dia menceritakan hal itu. Aku mengerti perasaan Alya. Sore itu, hujan menjadi penghantar tangisan yang meleleh lurus tepat di lekukan pipinya. Sementara dia masih terus memainkan selembar tisu yang sudah tidak beraturan lagi bentuknya. Aku memainkan sendok kecil dari cangkir coffe yang aku pesan. Setelah, lama aku berpikir. Aku menggenggam tangan Alya dan tersenyum. Kamu tidak sendiri Al, ada aku disini yang ngertiin kamu.
#
4 tahun lalu..
“kamu suka gak sama aku? “ Tanya seorang cowok berkacamata di hadapanku
Suasana kelas sedang sepi. Jam istirahat dimanfaatkan para siswa untuk sekedar membeli makanan, nongkrong, dan baca buku. Tapi aku, aku hanya berdiam diri di kelas, sambil terus menuliskan ceritaku. Tapi, aku menemukan sesosok pria yang tiba-tiba hadir lalu menyanyakan kepadaku apa aku suka dengannya atau tidak. Aku hanya terdiam. Sambil mengangkat daguku, dia menatap mataku jauh, “aku ngomong sama kamu, kamu denger gak sih? Kamu suka gak sama aku?” tanyanya lagi.
“okeh.. kalau kamu diam berarti kamu suka sama aku.  Kita pacaran. Jam 7 malam minggu. Sms aku ke no ini.” Dia mengambil buku harianku dan menuliskan no handphonenya. Tapi aku masih diam terpaku mendengar semua perkataannya. Ada gelak tawa, ada keanehan yang terpancar saat aku benar-benar masih melongo di hadapannya.
#
“selamat ulang tahun sayang, Jakarta – inggris jauh. Tapi aku gak pernah jauh kok. 24 juli. Semoga kamu semakin sayang, dan semakin setia sama aku. Love.. Diandra rahmat. Dari pacar kamu yang selalu sayang sama kamu. “ Bagas
Dia tidak pernah lupa..


#Bersambung..


No comments:

Post a Comment