Sesederhana kata yang memiliki makna ketika disatukan dengan kata
lainnya dan menghasilkan suatu kalimat. Mungkin aku belum terlalu mengenalmu.
Tapi, kau sudah selalu hadir dalam setiap pusara pikiranku. Bukan kau tidak pernah
memaksa untuk aku pikirkan hanya aku yang sedikit ceroboh bisa terlalu cepat
memperhatikanmu.
Aku suka caramu tersenyum. Aku selalu suka caramu memperhatikan
lawan bicaramu. Aku selalu ingin masuk dalam setiap candaanmu. Tapi, mungkin
rasa takut lebih besar bergumul didalam tubuhku. aku mendengar semua omongan
orang yang berada disampingku, tapi sorot mataku selalu tidak bisa diajak untuk
bekerjasama. Ntah kenapa aku selalu ingin mengikuti kemanapun gerak langkahmu.
Bahkan ketika aku tahu, jika aku tidak suka dengan hal yang sedang kau lakukan.
Aku selalu saja ingin berada disampingmu. Menikmati setiap bau tubuhmu.
Ini bukan bodoh bukan ? hanya aku yang tidak tahu malu dan sadar
diri dengan apa yang aku dan dirimu punya. Kita berbeda. Itu benar. Aku dan
kamu terlalu jauh bahkan sangat jauh ketita aku memiliki pikiran untuk bisa
bersamamu. Jika perasaan ini salah, aku selalu meminta pada Dia yang memiliki
dan memberikan perasaan ini untuk bisa dihilangkan. Aku tidak ingin terluka
terlalu dalam.
Cinta bukan hanya sekedar kata dalam sebuah tautan hati yang
berpendar didalam kehidupan kita. Ini tentang logika. Logika dimana aku seorang
upik abu menginginkan dengan sangat bisa menggenggam tangan dari seorang
pangeran. Lucu .. seperti kisah dongeng Cinderella.
Mata kita pernah beradu tanpa disengaja. Ntah aku yang sedang
memperhatikanmu dengan teliti, atau kau yang tidak sengaja dan sama sekali
tidak ingin melihatku. Tapi tatapan kita bertemu. Kau tahu, darahku selalu
berdesir jika hal itu tidak sengaja terjadi. Memang aneh bukan, bahkan kau
tidak melakukan apa-apa.
Aku tidak ingin mengatur perasaanku. Tapi aku juga tidak ingin
terluka. Ada banyak pujangga lain disana yang mungkin saat ini sedang
menuliskan kisah tentang dirimu. Aku tahu, mungkin perasaan ini hanya sebagai
penyamar. Penyamar rasa kesendirianku. Tapi bisakah kau hentikan senyumanmu.
Aku tidak ingin perasaan ini semakin dalam jika aku selalu mengingat cara kau
tersenyum.
Aku ingat dan sangat ingat saat kau begitu bersemangat mengiyakan
perkataan dia yang menceritakan pendapatnya tentang aku. Aku tertawa dan
menyaksikanmu dengan seksama. Rasanya aneh, kau sangat antusias untuk sebuah
pendapat bahwa aku sedikit malu menyembunyikan perasaan. Tidak, aku bukan malu.
Bahkan kau bisa sangat jelas melihat perasaanku. Aku sangat jelas menunjukkan
bahwa aku, memiliki perasaan denganmu. Aku menolak perasaan ini sebenarnya.
Tetapi itu disaat aku sudah lelah untuk mendapatkan perhatianmu. Tapi perasaan
itu muncul lagi saat kau bahkan tidak sengaja memberikan perhatian atau bahkan
berbicara sopan dan sangat lembut denganku.
Aku tidak menyebutnya cinta. Aku menyebutnya suka.. terima kasih
sudah menjadi inspirasi untuk tulisan tengah malamku. Kau puitis pada setiap
apa yang aku tulis. Sesederhana ini aku berbahagia. Maka jika kau ingin aku
terus bahagia, tetaplah diam dan jangan pernah tahu isi hatiku. Aku akan
mencoba untuk melupakan perasaan ini sebelum perasaan ini jatuh lebih dalam.
Jadi, hentikan membuat aku tersenyum…
“karena bukan dengan caranya memperlakukan kita, kita bisa jatuh
cinta. Sebab dia hadir dengan segala tingkahnya yang tidak disengaja yang
membuat kita terpesona dan semkin lama semakin jatuh cinta……” – Nanda Risanti .
NICE
ReplyDelete