Total Pageviews

Sunday, May 1, 2016

TENTANG DIA....



Sesederhana kata yang memiliki makna ketika disatukan dengan kata lainnya dan menghasilkan suatu kalimat. Mungkin aku belum terlalu mengenalmu. Tapi, kau sudah selalu hadir dalam setiap pusara pikiranku. Bukan kau tidak pernah memaksa untuk aku pikirkan hanya aku yang sedikit ceroboh bisa terlalu cepat memperhatikanmu.
Aku suka caramu tersenyum. Aku selalu suka caramu memperhatikan lawan bicaramu. Aku selalu ingin masuk dalam setiap candaanmu. Tapi, mungkin rasa takut lebih besar bergumul didalam tubuhku. aku mendengar semua omongan orang yang berada disampingku, tapi sorot mataku selalu tidak bisa diajak untuk bekerjasama. Ntah kenapa aku selalu ingin mengikuti kemanapun gerak langkahmu. Bahkan ketika aku tahu, jika aku tidak suka dengan hal yang sedang kau lakukan. Aku selalu saja ingin berada disampingmu. Menikmati setiap bau tubuhmu.
Ini bukan bodoh bukan ? hanya aku yang tidak tahu malu dan sadar diri dengan apa yang aku dan dirimu punya. Kita berbeda. Itu benar. Aku dan kamu terlalu jauh bahkan sangat jauh ketita aku memiliki pikiran untuk bisa bersamamu. Jika perasaan ini salah, aku selalu meminta pada Dia yang memiliki dan memberikan perasaan ini untuk bisa dihilangkan. Aku tidak ingin terluka terlalu dalam.
Cinta bukan hanya sekedar kata dalam sebuah tautan hati yang berpendar didalam kehidupan kita. Ini tentang logika. Logika dimana aku seorang upik abu menginginkan dengan sangat bisa menggenggam tangan dari seorang pangeran. Lucu .. seperti kisah dongeng Cinderella.
Mata kita pernah beradu tanpa disengaja. Ntah aku yang sedang memperhatikanmu dengan teliti, atau kau yang tidak sengaja dan sama sekali tidak ingin melihatku. Tapi tatapan kita bertemu. Kau tahu, darahku selalu berdesir jika hal itu tidak sengaja terjadi. Memang aneh bukan, bahkan kau tidak melakukan apa-apa.
Aku tidak ingin mengatur perasaanku. Tapi aku juga tidak ingin terluka. Ada banyak pujangga lain disana yang mungkin saat ini sedang menuliskan kisah tentang dirimu. Aku tahu, mungkin perasaan ini hanya sebagai penyamar. Penyamar rasa kesendirianku. Tapi bisakah kau hentikan senyumanmu. Aku tidak ingin perasaan ini semakin dalam jika aku selalu mengingat cara kau tersenyum.
Aku ingat dan sangat ingat saat kau begitu bersemangat mengiyakan perkataan dia yang menceritakan pendapatnya tentang aku. Aku tertawa dan menyaksikanmu dengan seksama. Rasanya aneh, kau sangat antusias untuk sebuah pendapat bahwa aku sedikit malu menyembunyikan perasaan. Tidak, aku bukan malu. Bahkan kau bisa sangat jelas melihat perasaanku. Aku sangat jelas menunjukkan bahwa aku, memiliki perasaan denganmu. Aku menolak perasaan ini sebenarnya. Tetapi itu disaat aku sudah lelah untuk mendapatkan perhatianmu. Tapi perasaan itu muncul lagi saat kau bahkan tidak sengaja memberikan perhatian atau bahkan berbicara sopan dan sangat lembut denganku.
Aku tidak menyebutnya cinta. Aku menyebutnya suka.. terima kasih sudah menjadi inspirasi untuk tulisan tengah malamku. Kau puitis pada setiap apa yang aku tulis. Sesederhana ini aku berbahagia. Maka jika kau ingin aku terus bahagia, tetaplah diam dan jangan pernah tahu isi hatiku. Aku akan mencoba untuk melupakan perasaan ini sebelum perasaan ini jatuh lebih dalam. Jadi, hentikan membuat aku tersenyum…

“karena bukan dengan caranya memperlakukan kita, kita bisa jatuh cinta. Sebab dia hadir dengan segala tingkahnya yang tidak disengaja yang membuat kita terpesona dan semkin lama semakin jatuh cinta……” – Nanda Risanti .